Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Jepang Mengalami Rekor Terendah Jumlah Kelahiran Bayi

Angka kelahiran bayi di Jepang alami penurunan ( Foto dok PxHere.com)

HALO JAPIN. Negara Jepang mengalami rekor terendah dalam jumlah kelahiran bayi. Jumlah bayi yang lahir pada tahun 2021 sebanyak 811.604. Menurut data pemerintah setempat angka ini mengalami penurunan 29.231 dari tahun sebelumnya.


Kementerian kesehatan Jepang yang memulai mengumpulkan data tersebut pada tahun 1899 mengatakan bahwa rata-rata jumlah anak yang diperkirakan akan dikandung seorang wanita dalam hidupnya menurun 0,03 persen dari tahun 2020. Kelahiran bayi mengalami tren penurunan sejak mencapai puncaknya pada 2,09 juta pada tahun 1973 era booming bayi kedua .


Dalam survei tersebut juga menemukan angka bahwa perempuan berumur 30 dan 34 menghasilkan 292.435 kelahiran. Ini menjadi jumlah terbesar di antara berbagai kelompok usia. Rata-rata usia melahirkan anak pertama adalah 30 tahun. Wanita antara 40 dan 44 adalah satu-satunya kelompok usia yang kelahirannya meningkat dari tahun lalu di 48.516 atau naik 617. Data ini menunjukkan lebih banyak wanita di negara itu memilih untuk menjadi usia yang tidak muda lagi.

Berdasarkan prefektur, Okinawa mencatat tingkat kelahiran tertinggi. Kemudian disusul oleh Kagoshima dan Miyazaki yang berada di wilayah di barat daya Jepang. Setelah itu menyusul, masing-masing Tokyo, Miyagi dan Hokkaido.

Yang menarik juga dari data tersebut mengatakan bahwa angka pernikahan menurun sebesar 24.391 atau menjadi 501.116. Jumlah tersebut adalah angka paling sedikit di era pascaperang. Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan mengaitkan penurunan bayi baru lahir dari mereka yang berusia 20-an yang melahirkan. Namun meskipun tidak jelas apakah ada faktor-faktor lain seperti meningkatnya ketidakamanan ekonomi atau ketidakpastian tentang masa depan, yang disebabkan oleh pandemi virus corona yang menyebabkan penurunan jumlah kelahiran bayi itu.

Sedangkan jumlah kematian sepanjang tahun meningkat menjadi 1,44 juta. Angka ini tertinggi di era pascaperang dan menyebabkan penurunan alami populasi pendudukan menjadi 628.205. Sementara kematian terkait COVID mencapai 16.756. Adapun penyebab kematian utama, kanker adalah yang paling umum sebesar 26,5 persen, diikuti oleh penyakit jantung sebesar 14,9 persen. (sumber laman japantoday) ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *