Taman Safari Indonesia (TSI) telah lama menjalin kerja sama dalam konservasi dan pelestarian satwa dengan kebun binatang di Jepang
halojapin.com. Rumah baru untuk orang utan dan harimau Sumatera resmi meluncur di Jepang. Kolaborasi antara Taman Safari Indonesia (TSI) bersama Pemerintah Jepang tepatnya berada Higashiyama Zoo and Botanical Garden, Nagoya, Jepang.
Menurut Direktur TSI Jansen Manansang menyebut pihaknya mengaku bangga dapat memperluas jaringan kerja dengan Jepang terbut. “Saya sangat bangga telah diundang ke perayaan ini. Taman Safari Indonesia telah lama menjalin kerja sama dalam konservasi dan pelestarian satwa liar dengan kebun binatang di Jepang,” katanya.
Tidak hanya dengan pihak kebun binatang Nagoya saja, TSI juga bekerjasama dengan beberapa kebun binatang Jepang Taman Zoologi Tama, Kebun Binatang Ueno. Selain itu juga dengan Kebun Binatang Saporo Maruyama, Taman Safari Gunma, serta Pusat Penelitian Yokohama.
Sebagai organisasi konservasi terbesar Indonesia, TSI merupakan pelopor dalam ex-situ link ke In Situ Conservation, seperti penyelamatan dan pelepasan harimau Sumatera. Kemudian, memitigasi konflik dan pembangunan pusat pelatihan gajah di Taman Nasional Way Kambas Lampung. Ada juga pembangunan sumatera suaka badak, program biobank dan lain lain.
Menurut Kansen konservasi satwa liar merupakan pekerjaan seumur hidup yang melibatkan multinasional, multistakeholder, swasta dan negara dalam rangkaian kerjasama pentahelix. Maka dari itu kerja sama antara Indonesia dan Jepang adalah bagian dari implementasi program. “Taman Safari Indonesia telah melakukan program konservasi dan pelestarian hewan karismatik seperti orangutan, gajah sumatera, harimau sumatera, komodo dragon dan bali mynah,” papar Jansen.
Sementara, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Alue Dohong berterima kasih atas inisiasi dari Walikota Kota Nagoya Takashi Kawamura dan Direktur Kebun Binatang Kebun Binatang dan Taman Botani Higashiyama Hiroaki Yamaguchi telah menghadirkan rumah baru bagi satwa kebanggaan Indonesia di Jepang. “Semoga langkah pengenalan satwa asli Indonesia ke Jepang ini menjadi pilar konservasi satwa-satwa langka di dunia,” kata Alue Dohong.