Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Budaya  

Sumo, Gulat dan Tradisi Ritual Shinto

Gulat jepang atau sumo tidak hanya olah raga tetapi juga ada tradisi ritualnya yang berhubungan dengan agama Shinto ( Foto dok. wikipwdia)

HALOJAPIN.COM. Ada cerita lucu tentang olah raga gulat tradisonal Jepang. Sebuah pesawat terbang di Jepang gagal terbang. Penyebabnya kelebihan muatan karena mengangkut 27 pesumo. Harap tahu saja masing-masing pesumo beratnya bis sekitar 100 kilogram lebih. Sumo sendiri tidak hanya olah raga tetapi juga mempunyai tradisi ritual yang berhubungan dengan agama Shinto

Olahraga gulat tradisional Jepang yang telah ada sejak berabad-abad lalu. Sumo tidak hanya olah raga tetap pertandingan gulat yang sangat ritualistik dan serta penuh dengan simbolisme. Saat bertanding para pesumo saling dorong hingga salah satunya terjatuh atau keluar dari lingkaran. 

Di negeri Jepang, turnamen sumo menjadi tontonan sebanyak enam kali dalam setahu. Duel antara dua pegulat atau “rikishi” adalah salah olahraga paling terkenal dan dihormati. Selain itu dahulu Sumo merupakan salah satu bentuk ritual kepercayaan Shinto. Bahkan olah raga ini selalu tampil menjadi pengisi acara di jinja atau kuil Shinto.

Sumo sendiri dalam sejarahnya sudah muncul sejak zaman Yamato (250-552 Masehi). Pandangan ini mengacu pada penemuan haniwa 10 yang berbentuk pesumo pada ekskavasi zaman Yamato yang ada pada kuburan kuno. Pada zaman Heian, sumo juga mulai tampil rutin menjadi pada perjamuan tahunan istana. Sedangkan zaman Kamakura, sumo berubah menjadi seni bela diri dan permainan militer bagi kelas samurai. Dari sini sumo berkembang sebagai salah satu jenis olahraga khas Jepang.

Tradisi Ritual

Penjelasan tentang musala sumo juga tertulis dalam buku sejarah tertua Jepang bernama Kojiki. Dalam buku yang ditulis tahun 712 ini menjelaskan mitologi klan Yamato. Buku Kojiki juga menyebut dewa Takemikazuchi dan dewa Takeminakata bertanding sumo di sepanjang laut Jepang . Mereka memperebutkan daratan Jepang. Alasan pemilihan gulat karena pada masa awalnya gulat dipandang sebagai cara untuk menentukan keinginan dewa. Pertunjukan sumo juga sebagau simboldewa yang sedang bertanding namun dewa tersebut ada dalam tubuh pesumo yang menang.

Selain itu dalam Kojiki juga menyebut Sumo menjadi bagian praktik kepercayaan Shinto. Sumo sebagai sebuah ritual populer dengan nama shinji-zumo (sumo ritual). Pada shinji-zumo, sumo lebih menampilkan sumo yang sisi ritual daripada kegiatan olah raga yang kompetitif. Banyak matsuri yang menghadirkan Sumo sebagai salah satu bagian ritualnya. Salah satu contoh dari shinji sumo adalah toya-zumo.  Dalam toya sumo ini penampilan sumo lebih pada bentuk tarian daripada gulat.

Adapun kekhasan olah raga tradisional jepang ini adalah kemampuan dan kekuatan dua orang pemainnya. Mereka saling dorong hingga salah satu dari mereka keluar dari ring sumo atau dohyo. Selain itu, seorang pesumo memakai sabuk atau cawat pada pinggang yang populer dengan nama mawashi. Kemudian rambut mereka tata seperti model rambut samurai di zaman Edo atau mage. Pada saat pertandingan ada berbagai ritual-ritual yang panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *