halojapin.com. Islam mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di Jepang. Menilik dari sejarahnya pemahaman bangsa Jepang tentang Islam dipengarui dari dua sumber yaitu dari dari Tiongkok dan Barat. Salah satu yang memperkenalkan Islam adalah sastrawan Jepang abad ke 8 yang bernama Hakuseki Arai.
Dalam tulisan Yuri O Thamrin yang Minoritas Muslim di Negeri Sakura di laman kumparan.com menyebutkan bahwa Hakuseki Arai memperkenalkan hikayat rakyat Tiongkok tentang Saad bin Abi Waqqas kepada masyarakat Jepang. Saad dikenal sahabat Nabi Muhammad SAW yang menyebarkan ajaran Islam di China pada tahun 651. Disebutkan bahwa kata “Islam” dalam bahasa Jepang adalah “Kaikyo” yang bermakna “agama etnis Uyghur” di Tiongkok. Kata “Kaikyo” terus digunakan untuk merujuk “Islam” dalam arti umum.
Sementara Hassam Munir dalam tulisannya yang berjudul Islam’s Long Journey to Japan yang dimuat di laman Ihistory.co menyebut pada tahun 1715 Arai Hakuseki menerbitkan sebuah buku yang membahas tentang Islam. Kemudian ada beberapa karya lain menggambarkan dunia mayoritas Muslim secara rinci. Pada akhir tahun 1870-an, sebuah buku tentang kehidupan Nabi Muhammad (saw) diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Pada tahun 1920 Al-Qur’an pertama kali diterjemahkan dalam bahasa Jepang dan diterbitkan oleh seorang sarjana Buddhis bernama Sakamoto.
Nah siapa sebenarnya Arai Hakuseki. Selain sebagai sastrawan Hakuseki dikenal sebagai seorang Konfusianis, birokrat, akademisi, administrator, dan politisi di Jepang selama pertengahan periode Edo. Ia adalah penasehat Shogun Tokugawa Ienobu. Nama sebenarnya Kinmi atau Kimiyoshi. Hakuseki adalah nama populer sebagai penulis. Hakuseki lahir di Edo dan sejak usia dini menunjukkan tanda-tanda seorang yang jenius. Menurut sebuah cerita, pada usia tiga tahun Hakuseki berhasil menyalin sebuah buku Konfusianisme yang ditulis dalam Kanji, karakter demi karakter.
Karya Arai berjumlah lebih dari 160 buku. Dia menulis studi perintis dalam geografi Jepang, filsafat, dan lembaga hukum dan dianggap sebagai salah satu sejarawan terbesar Jepang. Di antara karyanya yang paling terkenal adalah Tokushi yoron yang isinya studi tentang sejarah Jepang dari abad ke-9 hingga ke-16. Selain itu ada yang berjudul Koshit yaitu sebuah studi kritis terhadap sumber-sumber dokumenter paling awal. Hakuseki meninggal tahun 29 Juni 1725 dan dimakamkan di Tokyo. (Dari berbagai sumber)