Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Shumubu, Cikal Bakal Kementerian Agama

halojapin.com. Tanggal 3 Januari ini adalah hari lahir Kementerian Agama Republik Indonesia. Proses kelahirannya tidak bisa lepas dari lepas dari sejarah Shumubu, sebuah organisasi Islam bentukan Jepang pada masa pendudukan.


Disebutkan Shumubu lalu ditetapkan sebagai Departemen independen pada 3 Januari 1943. Kemudian lembaga tersebut beralih menjadi Departemen Agama dan akhirnya berganti nama menjadi Kementerian Agama dengan KH Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama pertama

Dalam sejarahnya Shumubu dibentuk balatentara Jepang saat menduduki Indonesia untuk meredam gerak-gerik masyarakat Islam. Cara pengawasannya hampir sama dengan Belanda, yaitu dengan mengirimkan orang khusus yang bertugas mongorek segala sesuatu tentang informasi pergerakan umat Islam.
Seperti Belanda dengan Snouck Hurgronje, maka Jepang mengirim tiga orang sekaligus yaitu Abdul Hamid Ono, Muhammad Shaleh Suzuki, dan Abdul Mun’im Inada. Namun jepang kemudian sadar apa yang dilakukannya tidak berhasil, bahkan semakin membuat umat Islam melakukan pergerakan masif.
Pihak Jepang kemudian menggunakan siasat lain yaitu membuat wadah untuk umat Islam bernama Kantor Jawatan Agama (Shumubu). Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari kemudian ditunjuk untuk memimpin Shumubu.


Shumubu adalah departemen independen yang didirikan oleh balatentara Jepang pada bulan Mei tahun 1942. Tugas pembentukannya dibebankan kepada tiga orang haji Jepang, yaitu: Haji Abdul Muniam Inada, Haji Abdul Hamid Ono dan Haji Muhammad Saleh Suzuki. Ketiga orang tersebut dipilih karena mereka pernah belajar tentang Islam di Timur Tengah. Mereka didaratkan keIndonesia dalam rombongan pertama dan ketua yang pertama ialah kolonel Horie, seorang Jepang non Muslim.

Alasan Shumubu didirikan adalah memanipulasi masyarakat Islam Indonesia agar tidak bersikap bermusuhan terhadap bala tentara Jepang sehingga untuk itu banyak program yang mencanangkan yang bertema keislaman untuk kepentingan umat Islam. Segala hal yang dilaksanakan Shumubu hanyalah strategi Jepang untuk mengontrol pergerakan kegiatan yang dilaksanakan umat Islam karena bagaimanapun kegiatan itu difasilitasi oleh Jepang namun semua kebijakan Shumubu, Jepang yang menentukan

Sejarawan mencatat, pembentukan Shumubu menguntungkan bangsa Indonesia, baik di bidang sosial-keagamaan, pendidikan maupun politik. Administrasi Shumubu ternyata memberikan banyak manfaat bagi umat Islam pasca-kemerdekaan. Sebab itu, Shumubu lalu ditetapkan sebagai departemen independen pada 3 Januari 1946. Kemudian lembaga ini ditetapkan sebagai Departemen Agama yang lalu beralih nama menjadi Kementerian Agama dengan KH Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama pertama. ( Dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *