Kesepakatan tersebut fokus pada kerjasama praktis dalam mengembangkan dan mengoperasikan sistem satelit masing-masing di wilayah.
HALOJAPIN.COM. Jepang terus mengembangkan teknologi wahana antariksanya. Baru-baru ini bersama dengan Korea Selatan akan berkolaborasi mengembangkan dan mengoperasikan navigasi satelit di Asia Timur.
Menurut keterangan Kementerian Sains dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Selasa, kedua negara telah menandatangani nota kerjasama (MOC). Kesepakatan tersebut fokus pada kerjasama praktis dalam mengembangkan dan mengoperasikan sistem satelit masing-masing di wilayah.
Dalam pertemuan kelompok kerja teknis pertama di Seoul, kedua negara membahas kemajuan Sistem Penentuan Posisi Korea (KPS) dan Sistem Satelit Quasi-Zenith Jepang (QZSS). Selain itu juga langkah-langkah yang memungkinkan kedua sistem tersebut bekerja berdampingan dan saling beroperasi. Korea Selatan telah mendorong pengembangan KPS sejak tahun 2022. Sedangkan Jepang telah mengembangkan QZSS sejak tahun 2003. Jepang sendiri saat ini telah mengoperasikan empat satelit.
Sekedar informasi sistem navigasi satelit adalah sistem digunakan untuk menentukan posisi di Bumi, dengan menggunakan satelit. Sistem navigasi satelit mengirimkan data posisi (garis bujur dan lintang, dan ketinggian) dan sinyal waktu dari satelit, ke alat penerima di permukaan. Penerima di permukaan dapat mengetahui posisinya, serta waktu yang tepat.
Pada tahun 2007, sistem navigasi satelit yang berfungsi hanyalah NAVSTAR Global Positioning System (GPS) Amerika Serikat. GLONASS, sistem navigasi satelit Rusia. Sedangkan Uni Eropa dengan satelit Galileo. Sistem navigasi satelit lain yang adalah Beidou milik RRC dan IRNSS buatan India.
Adapun salah satu fungsinya adalah memberikan informasi tentang posisi pesawat/kapal saat terbang dan berlayar. Satelit ini memanfaatkan sinyal radio yang kemudian diteruskan pada penerima untuk menemukan lokasi titik yang ada di permukaan bumi