Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Sri Mulyani dan ‘Oleh-oleh’ Yang Wow dari Jepang

Menteri Keuangan Sri Mulyani ( foto ig smindrawati)

halojapin.com. Ada ‘oleh-oleh’ yang jumlahnya wow dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Jepang. Ia mengungkapkan ‘oleh-oleh’ tersebut adalah portofolio pembiayaan Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) di Indonesia yang saat ini mencapai 551 miliar yen atau setara Rp 63,15 triliun.

Menurut Sri Mulyani portofolio pinjaman tersebut meliputi ekspansi proyek moda raya terpadu (MRT) Jakarta di Kementerian Perhubungan sebesar 277 miliar yen atau Rp 26,02 triliun. Selain itu proyek senilai 204 miliar yen atau Rp 23,38 triliun untuk perumahan publik di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Disamping itu ada juga proyek di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebanyak 8 miliar yen atau Rp 916,89 miliar. Adapun penerusan pinjaman yang didapatkan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) untuk 3 proyek sebesar 55 miliar yen atau Rp 6,3 triliun. Kemudian Kementerian PPN/Bappenas yang mendapat pinjaman proyek senilai 7 miliar yen atau Rp 802,28 miliar.

Portofolio pembiayaan Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) di Indonesia yang saat ini mencapai 551 miliar yen atau setara Rp 63,15 triliun.

“JICA di Indonesia adalah sifatnya proyektif. Portofolio yang sangat signifikan adalah di bidang infrastruktur,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual dari Jepang, Selasa (14/2/2023).
Sri Mulyani menyebut JICA juga berminat membantu garap proyek penanggulangan banjir di Indonesia. Di Tokyo sendiri telah dibangun berbagai proyek untuk menanggulangi dan mengantisipasi terjadinya banjir dengan berbagai pembangunan di bawah tanah.

“Melihat frekuensi dari bencana alam yang sering terjadi di seluruh dunia dengan adanya climate change termasuk di Indonesia, JICA memiliki perhatian atau ketertarikan untuk bisa membantu penanggulangan banjir tersebut,” ucapnya.

Perempuan kelahiran Tanjung Karang, Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962 ini dikenal sebagai spesialis penelitian keuangan publik, kebijakan fiskal, dan ekonomi tenaga kerja. Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Indonesia Bersatu dan Kabinet Indonesia Maju ini pernah terpilih menjadi Executive Director pada International Monetary Fund (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group) sejak 1 November 2002.

Sederet penghargaan diterima Sri Mulyani diantaranya terpilih menjadi “Best Minister in the World” pada World Government Summit di Dubai tahun 2018. Masih pada tahun yang sama di bulan Oktober 2018, Global Markets memilih Sri Mulyani sebagai “Finance Minister of the Year – East Asia Pacific”. Gelar tersebut diberikan saat berlangsung IMF-World Bank Group Annual Meetings di Bali.

Pada tahun 2019, Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik versi majalah keuangan Finance Asia. Penghargaan ini diperoleh tiga tahun berturut-turut setelah sebelumnya diperoleh pada tahun 2017 dan 2018.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *