Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Sukaptinah, Jawa Hokokai Fujinkai dan Gerakan Perempuan

Sukaptinah Sunaryo Mangkupuspito ( Foto dok wikipedia)

HALO JAPIN. Di zaman pendudukan Jepang nama Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito menjadi sosok penting dalam pergerakan perempuan. Ia adalah orang yang didaulat untuk menjadi pimpinan Jawa Hokokai Fujinkai atau organisasi perempuan bikinan Jepang. Selain itu ia juga banyak terlibat dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia dan pergerakan perempuan dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan.


Perempuan bernama lengkap Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito terlahir di Yogyakarta 28 Desember 1007. Ia adalah salah satu perempuan yang masuk dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Kala Jepang datang, Sukaptinah pindah dari Semarang ke Yogyakarta. Kala itu ia sedang hamil tua dan kemudian melahirkan. Setelah anaknya lahir, Sukaptinah kemudian diminta oleh pemerintah pendudukan Jepang untuk menjadi pemimpin Fujinkai oleh Soekarno yang yang memimpin Jawa Hokokai Jakarta.

Fujinkai dalam bahasa Jepang adalah organisasi perkumpulan perempuan yang bergerak dalam bidang yang telah ditentukan oleh pemerintah Jepang, misalnya mengunjungi tentara Jepang yang sakit, pemberantasan buta huruf, mengurus dapur umum, bekerja dengan “sukarela”, menanam, dan membersihkan taman-taman lain sebagainya.

Kala itu Fujinkai adalah organisasi perempuan satu satunya yang diakui Jepang. Dengan nama Jawa Hokakai Fujinkai, Sukaptinah duduk sebagai ketuanya dengan Wakil ketua I diisi oleh Ny. Jos Wiriatmadja serta wakil ketua II adalah Ny. Maskun.

Namun setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Sukaptinah sebagai ketuanya membubarkan Fujinkai bentukan Pemerintah Pendudukan Jepang, dan menganjurkan dibentuknya organisasi wanita di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia, sehingga terbentuklah Persatuan Wanita Indonesia (Perwari).

Banyak jasa dari Sukaptinah bagi perempuan Indonesia. Salah satunya saat di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Bersama dengan Maria Ulfah, ia berhasil memperjuangkan terjaminnya kesamaan hak wanita dan pria dalam konstitusi UUD-RI 1945

Putri sulung dari R. Sastrowetjana sejak muda telah aktif berperan dalam pergerakan kebangsaan dan pengembangan organisasi wanita di Indonesia. Tercatat pernah aktif di Siswapraja Wanita Muhammadiyah, cikal-bakal Nasiyatul Aisyiyah, Perserikatan Perempuan Indonesia, Istri Indonesia dam lain sebagainya. Selain itu juga menjadi anggota Islam Jong Islamieten Bond yang berdiri pada tahun 1925 dan menjadi ketua kedua dari Jong Islamieten Bond Dames Afdeeling (JIBDA), yaitu seksi wanita dari organisasi tersebut.

Sukaptinah meninggal pada tahun1991. Atas jasanya dibidang itu pemerintah memberikan Bintang Mahaputra pada tahun 1993 kepadanya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *