Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Hanamaza Pan Roti Halal Produk Diaspora Indonesia

Menu Hanamaza Pan ( Foto dok IG hanamaza)

Perusahaan roti halal Hanamaza Pan ini ternyata meraih omset omzet rata-rata 800.000 yen atau 88 juta rupiah per bulan.

halojapin.com. Usaha manakan halal dilakukan oleh diaspora Indonesia yang ada di Jepang. Salah satunya adalah aneka roti dan kue dengan jenama Hanamaza Pan.Perusahaan kuliner ini ternyata meraih omset omzet rata-rata 800.000 yen atau 88 juta rupiah per bulan.

Adapun produk milik Hanamaza Pan antara lain manis dan asin, aneka pastri, kue, kukis hingga kue Lebaran. Selain itu ada bento dan aneka lauk katering. Harganya mulai dari 220 yen (Rp25.000) hingga yang tertinggi 8.500 yen (Rp920.000).

Fauzy menyebutkan usahanya ini mampu meraup omzet rata-rata 800.000 yen atau 88 juta per bulan. Penurutnya perusahaannya masih memasarkan secara daring serta luring dari Cafe Hanamaza Pan di Kota Gifu, Prefektur Gifu. Selain itu, produk-produk tersebut juga tersedia di Lawson Ogaki Gifu, Masjid Istiqlal Osaka, Halal Shop Saijo Hiroshima serta di berbagai ajang dan festival.


Sang pemilik Hanamaza Pan Fauzy Ammari berkisah bahwa ia memulai usaha ini sejak 2014.Awalnya membuat roti hanya untuk dirinya sendiri. Alasannya karena banyak roti yang non halal di sana. Bila ada yang aman bagi orang muslim, masih meragukan kehalalannya. Sebab dalam roti tersebut kadang terdapat gelatin, emulsifier dan shortening yang sebagian besar merupakan bahan turunan dari produk hewani.

Bermula dari Media Sosial


Melalui media sosial Facebook roti buatan Fauzy mulai populer. Teman-temannya banyak yang memesan. Bukan hanya sesama Muslim, ada juga konsumen Jepang yang tertarik untuk membeli roti buatannya. Pria yang tinggal di Kota Gifu ini akhirnya mendapatkan banyak pesanan dari masyarakat lokal.

Seiring dengan banyaknya pesanan, Fauzy memulai untuk mengembangkan bisnisnya. Ia kemudian penyesuaian produknya dengan berstandar Jepang. Salah satunya adalah mengantongi lisensi dari Kementerian Kesehatan Jepang. “Salah satu syaratnya, yaitu memiliki rumah produksi khusus yang terpisah dengan tempat tinggal,” katanya.

Selain itu rumah produksinya tersebut harus mempunyai alat setara dengan peralatan industri makanan. Salah satunya adalah pengaduk adonan (mixer), pengembang roti, oven dan kulkas dengan suhu di bawah minus 20 derajat celcius.

Fauzy merasa bersyukur karena pemerintah setempat membantunya sepertikonsultasi bisnis . Kendati ada Mkemudahan, namun perusahaannya tidak lepas dari tantangan. Menurut Fazuy salah satu tantangannya adalah bersaing dengan pebisnis roti dan kue yang sudah populer. “Tantangan lainnya, yaitu membuat produk yang kawaii (cantik) agar masuk media massa Jepang. Misalnya, produk kami yang cukup terkenal, yaitu roti macam tutul, leopard dan kare pan (roti kari),” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *