Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Jamu Tetes Manis, Jamu Indonesia Buatan Ahli Botani Jepang

Foto : ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu

halojapin.com. Noufumi Nomura adalah seorang ahli botani Jepang yang sangat gemar akan jamu tradisional Indonesia. Bahkan ia telah menjadi penjual jamu sejak tahun 2014 untuk menjadi alternatif obat tradisional. Ia percaya bahwa jamu berkhasiat untuk kesehatan dan pengobatan penyakit.


Jamu dengan merek “Tetes Manis”, jamu buatan Noufomi ini dijual dalam bentuk kemasan. Satu kemasan kantong (pouch) kecil jamu yang berisi 100 ml dibandrol mulai dari 650 yen (Rp70.000) hingga 800 yen (Rp85.000). Jamu yang tersedia antara lain kunyit asam, beras kencur, temulawak, pegagan, campuran dan jamu set.


Dalam membuat jamu, Noufomi mengatakan menggunakan bahan yang segar langsung diimpor dari Indonesia. “Saya selalu menjaga resep tradisional jamu Indonesia, jadi saya tidak pakai bahan-bahan kering. Saya pakai jahe, temulawak yang segar,” kata pria yang sempat tinggal di Solo, Jawa Tengah, untuk mendalami jamu itu.


Sebelum dipasarkan, ia selalu mengecek dulu rasa dan kualitas jamu buatannya. Untuk cita rasa jamu disesuaikan dengan selera orang Jepang yang umumnya suka rasa manis. “Karena saya orang Jepang, jamunya sedikit lebih manis daripada jamu Indonesia karena orang-orang Jepang terbiasa makanan camilan manis dan rasa manis ini bisa diterima oleh mereka,” katanya.


Ahli ekologi tumbuhan ini mengungkapkan bahwa ketertarikan dengan jamu berawal dari belajar botani di Indonesia. “Dulu saya belajar botani di Jepang dan saya belajar botani di hutan Indonesia, dari situ saya mulai tahu bahan-bahan jamu,” katanya Noufumi.


Peraih gelar Ph.D dari Universitas Kyoto mengungkapkan tujuan membuat dan menjual jamu adalah untuk mengenalkan minuman herbal asal Indonesia itu sebagai alternatif obat tradisional. “Di Jepang itu adanya obat China saja, obat China dan obat Jawa itu berbeda, jadi saya mau kasih tahu ke orang Jepang,” katanya seperti dilansir dari laman antaranews.com. Menurutnya jamu sangat berkhasiat untuk kesehatan, termasuk dalam mengobati penyakit.


Noufumi menjelaskan bahwa saat ini orang-orang Jepang hidup di lingkungan yang lebih hangat daripada masa lampau karena perubahan cuaca dan pengaruh teknologi, seperti pendingin atau penghangat ruangan. Karena itu, ia ingin membuat jamu dikenal di Jepang guna menjaga kesehatan masyarakat Jepang.


Ke depannya, Noufumi berharap bisa mendirikan pabrik jamu di Indonesia yang bisa mengekspor jamu ke Jepang. Dia mengaku tidak tertarik untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan jamu yang sudah tersohor di Indonesia karena mereka menggunakan bahan-bahan dan menjual jamu kering atau bubuk.

“Saya ingin membuat jamu yang segar, jadi di masa yang akan datang saya ingin mengenalkan jamu gendong ke orang-orang Jepang,” katanya. Saat ini, Noufumi masih menjual produk jamu di sebuah toko di Tokyo dan belum berminat untuk menjual secara daring. 888

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *