Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Seinen Dojo, Pusat Pendidikan Militer Jepang di Tangerang

halojapin.com. Salah satu organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Jepang saat pendudukan di Indonesia adalah Seinen Dojo. Tempat ini menjadi pusat pelatihan militer pertama di Tangerang yang kemudian melahirkan pasukan Pembela Tanah Air atau PETA. Dari sini juga lahir para hal militer tangguh seperti Supriyadi, Zulkifli Lubis, Daan Mogot dan lain sebagainya.

Sinein Dojo dibentuk pada Januari 1943. Tujuan pembentukan organisasi ini adalah menggugah jiwa keprajuritan dengan standar kemampuan dan ketrampilan berperang bagi pemuda-pemuda Indonesia kala itu.

Disebutkan pada tahun 1942 Jepang mengumumkan tentang adanya pendaftaran pelatihan militer bagi Pemuda Indonesia namun bukan sebagai tentara. Kemudian Jepang membentuk Seinen Kunrensho> Setahun kemudian Jepang membentuk Seinen Dojo.

Dalam pelatihan di Seinen Dojo para pemuda mempelajari tentang pengetahuan secara luas baik sejarah maupun lainnya.  Mata pelajaran kelas meliputi sejarah perang, taktik, komunikasi, intelijen dan kontra intelijen, propaganda. Latihan lapangan disesuaikan dengan standar kualifikasi militer Jepang.

Di asrama tersebut dibagi menjadi dua regu yang ditempatkan di dua barak, regu itu disebut Daichi Han dan Daini Han. Di regu Daichi Han antara lain terdapat nama-nama Daan Mogot dan Soeprapto Soekawati, dan di regu Daini Han antara lain terdapat nama-nama Kemal Idris, Yono Siswoyo, Aboe Djamal, Soeprijadi, Soemartono, Amir Sjamsoedin, Zulkifli Lubis, Soekotjo dan Soedjono.

Khusus untuk pelajaran perang rahasia antara lain Cui (Letnan Satu) Yanagawa, asisten pelatih Minarai Sikan (Pembantu Letnan) Kumagai, dengan juru bahasa Togasi dan Nagasima. Salah seorang juru bahasa tersebut, konon berasal dari Surabaya dan menguasai Bahasa Belanda. Komandan Asrama Tangerang adalah Kapten Marusaki.

Pada angkatan pertama terpilih 40 pemuda dari pelbagai daerah di Jawa. Tercatat Supriadi, Muradi, Kemal Idris, Kosasih, Daan Mogot. Angkatan kedua kurang lebih 100 orang, tercatat Umar Wirahadikusuma, Sunitioso, Zulkifli Lubis.Pada akhir latihan angkatan ke-2 di Seinen Dojo, keluar perintah dari Panglima tentara Jepang Letnan Jenderal Kumaikici Harada untuk membentuk Tentara “Pembela Tanah Air”(PETA).

Berkaitan dengan itu, Gatot Mangkuprojo diminta untuk mengajukan rencana pembentukan organisasi Tentara Pembela Tanah Air. Akhirnya, pada tanggal 3 Oktober 1943 secara resmi berdirilah PETA. Pendirian PETA ini berdasarkan peraturan dari pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seinendan, nomor 44. PETA ternyata mendapat sambutan hangat di kalangan pemuda. Banyak di antara para pemuda yang tergabung dalam Seinendan mendaftarkan diri menjadi anggota Peta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *