Berita Jepang dan Indonesia Terkini

Ziarah Fotografi Ali Kazuyoshi Nomachi

Fotografer Jepang Nomachi Kazuyoshi ( Foto dok. visapourlimage.com)

halojapin. com. Dua kota suci umat Islam menjadi daya tarik seorang fotografer terkemuka Jepang. Lewat bukunya Ali Kazuyoshi Nomachi, menziarahi Mekah dan Madinah lewat lensa kameranya. Karya Nomachi kaya warna, arsitektur yang detail dan potret para jamaah yang sangat enak untuk dilihat. Yang menarik dalam buku ini intelektual muslim, Dr. Seyyed Hossein Nasr memberikan narasinya sebagai panduan berharga bagi fondasi spiritual dan sejarah keyakinan


Nomachi Kazuyoshi adalah fotografer yang lahir desa Mihara, Prefektur Kōchi Shikoku. Sebelum terjun di dunia fotografi, ia dikenal sebagai atlet yudo sewaktu di sekolah menengah. Saat duduk di kelas sebelas saat pertama kali memegang kamera. Pengalaman tersebuy mengubah hidupnya.


Setelah lulus tahun 1965, dia bergabung dengan Panasonic cabang Osaka. Dua tahun kemudian pindah ke Tokyo, di mana dia belajar kepada Hada Toshio dan kemudian Kijima Takashi, yang terkenal dengan foto Mishima Yukio. Di kota inilah Nomachi mulai membangun karir sebagai fotografer komersial dan periklanan.

Pada tahun 1971 mendirikan Studio Nom, sebuah perusahaan fotografi komersial. Namun titik balik dalam pendekatan fotografinya terjadi tahun 1972, ketika bepergian dengan teman-temannya ke Eropa. Setelah tur selesai, dia mengambil cuti kemudian membeli mobil bekas, dan menyeberangi Mediterania hingga Afrika Utara.


Nomachi kemudian melanjutkan petualangannya ke Tibet. Di negeri dataran tinggi tersebut, ia dikejutkan oleh para peziarah yang dilihatnya bersujud di tanah saat mereka mendekati kota suci Lhasa. Nomachi sangat terkesan dam kagum akan syukur penduduk terhadap alam dan ketulusan keinginan mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan. Perjalanan itu mengilhami Nomachi untuk memulai proyek baru dengan memotret upacara keagamaan dan ziarah di seluruh dunia.

Dia terpesona oleh dunia spiritual agama sejak kunjungannya ke Afrika. Pada tahun 1994, ia didekati oleh penerbit di Arab Saudi yang mengundangnya untuk memotret masjid suci di Madinah


Sejak perjalanan pertamanya ke Sahara pada tahun 1972, Nomachi terus melakukan perjalanan jauh. Dalam perjalanannya, dia telah berulang kali merasakan kehadiran sesuatu seperti bentuk asli dari doa yang menghubungkan manusia secara langsung dengan Tuhan. Menurutnya hal tersebut melampaui perbedaan sektarian antara Islam, Kristen, Budha atau agama besar lainnya. Nomachi kemudian mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bentuk doa universal ini melalui fotografi.


Secara khusus, Nomachi semakin tertarik untuk belajar lebih banyak tentang Islam. Dia terpesona oleh dunia spiritual agama sejak kunjungannya ke Afrika. Pada tahun 1994, ia didekati oleh penerbit di Arab Saudi yang mengundangnya untuk memotret masjid suci di Madinah. Pada bulan Desember tahun yang sama, dia mengucapkan Syahadat di Islamic Center di Setagaya Ward, Tokyo, dan menjadi seorang Muslims


Karya Nomachi memotret dua masjid suci dimulai pada Januari 1995. Diterbitkan pada 1997, bukunya Mecca the Blessed, Medina the Radiant berisi foto-foto yang mendokumentasikan doa dan ritual Islam termasuk Lailat al-Qadr, yang menarik lebih dari satu juta orang beriman ke masjid tersebut. Buku itu merupakan kolaborasi internasional yang diterbitkan di enam negara termasuk Uni Emirat Arab.


Tahun yang sama, koleksi Al Madinah Al Munawwarah(Medina the Radiant) diterbitkan oleh Tharaa International di Arab Saudi. Pada tahun 2009 ia menerbitkan Persia , pengantar fotografi yang komprehensif tentang budaya Persia di Iran yang mengeksplorasi kehidupan spiritual umat Syiah, sangat berbeda dari keyakinan Muslim Sunni.

Buku Mekkah dan Medinah ini menandai tonggak penting dalam karier Nomachi. Setelah itu dirinya mendedikasikan dirinya sebagai seorang fotografer. Pameran Inori no Daichi adalah sebuah pameran yang menyatukan beberapa gambar terbaik dari sepanjang karirnya. pameran yang dimulai di Museum Seni Hiratsuka di Prefektur Kanagawa tahun 2003 kemudian bergilir di museum lain di seluruh Jepang.

Pada tahun 2005, buku lahirlah buku berjudul Ijigen no daichi e yang menelusuri karier Nomachi selama lebih dari 30 tahun. Setelah itu lahirlah Seichi junre i ( Nomachi: Le Vie del Sacro adalah kumpulan foto “ziarah” yang ditambah dengan karya terbaru Monachi seperti peziarah di Sungai Gangga di India dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan.

Karya-karyanya kemudian dipamerkan di Museum Seni Prefektur Kochi tahun 2008 dan Museum Seni Fotografi Tokyo tahun 2009, bersama dengan buku dengan judul yang sama. Pada tahun 2009, Nomachi dianugerahi Medali Pita Ungu, salah satu penghargaan tertinggi di Jepang. Tahun 2019 ia menjadi ditunjuk menjadi ketua Masyarakat Fotografer Profesional Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *