Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Budaya  

Wara Ningyo Boneka Santet Ala Jepang

Boneka wara ningyo ( foto dok.soranews24.com)

HALO JAPIN. Wara ningyo adalah boneka populer di Jepang yang terbuat dari jerami. Bentuk dari wara ningyo adalah manusia namun kadang berbentuk hewan. Namun yang unik dari boneka kecil ini karena sering dianggap mirip boneka santet yang digunakan untuk “mencelakai” orang.


Melansir dari laman Sora News 24, wara nigyo dipercaya dapat Anda bisa mencelakai seseorang dengan menancapkan paku di tubuh boneka tersebut. Caranya adalah dengan memaku boneka ini ke pohon yang ada di kuil Shinto antara jam 1-3 pagi. Boneka tersebut harus dipaku ke pohon dalam upacara yang disebut sebagai ushi no toki mairi.

Boneka santet ala Jepang ini populer dan menempel di pohon yang ada di pekarangan kuil. Yang terbaru adalah terdapat pula di Kuil Kanegasaku Kuamano Matsudo. Yang menjadi unik adalah boneka jerami ini tidak polos namun ditempeli dengan foto wajah orang yang ingin dicelakai.

Salah satunya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin. Tak hanya cuma foto, pada salah satu boneka ditemukan selembar kertas yang terlipat dengan tulisan nama lengkap Putin, usia saat ini, dan tanggal lahir serta pesan untuknya “Berdoa untuk kematiannya”. Boneka tersebut ditemukan dan dipaku di pohon dengan dua paku panjang yang menembus bagian dada dan kepala boneka.

Sontak para pendeta di sana melarang. Mereka meminta agar siapa pun yang melakukan ushi no toki mairi berhenti. polisi setempat sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai kejahatan pelanggaran dan vandalisme.

Dalam sejarahnya boneka wara ningyo digunakan secara luas sebagai penangkal kejahatan. Selama periode Heian, wara ningyo akan ditempatkan di sepanjang sisi jalan untuk perlindungan dari wabah. Adanya boneka ini diharapkan roh-roh jahat yang membawa penyakit akan bersarang di tubuh jerami. Setelah itu, boneka akan dibuang ke sungai yang dianggap bisa memurnikan roh-roh jahat.

Wara ningyo kemudian berubah dan disajikan dalam sejumlah ritual gelap. Boneka ini kemudian dirubah sebagai alat untuk mencelakai seseorang. Kuku panjang didorong melalui wara ningyo hingga melukai subjek dan bonekanya. (dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *