Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Ada 407.000 lebih Ada Dalam Daftar Tunggu Masuk ke Jepang

Foto ; wikipedia

HALO JAPIN. Tercatat ada sekitar 407.000 lebih orang yang ada dalam daftar tunggu masuk ke Jepang. Data ini menjadi pertanda bahwa Jepang telah memulai melonggarkan pembatasan bagi warga asing untuk masuk di negaranya. Disebutkan ratusan ribu orang tersebut telah memenuhi syarat untuk masuk ke negeri Matahari Terbit itu.


Jepang melonggarkan kontrol perbatasan COVID-19 pada hari Selasa. Pemerintah Jepang menetapkan 5.000 orang per hari untuk bisa masuk di negaranya. Sebelumnya pihak jepang hanya memperbolehkan 3.500 per hari. Selain itu mereka juga mengurangi atau membebaskan periode karantina untuk warga negara Jepang dan asing.

Menurut Badan Layanan Imigrasi Jepang dari sekitar 407.600 orang ada dalam daftar tunggu dan akan segera masuk ke Jepang, sekitar 152.900 adalah pelajar. Sementara itu Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan mahasiswa asing dan pekerja magang telah menunggu untuk masuk ke Jepang. “Dengan mempertimbangkan situasi infeksi di Jepang dan luar negeri serta permintaan warga Jepang yang kembali, kami akan meningkatkan lalu lintas internasional secara bertahap,” kata Matsuno.

Pelonggaran pembatasan warga asing masuk ke Jepang sudah dimulai 1 Maret lalu setelah selama tiga bulan sebelumnya warga negara asing tidak bisa masuk ke Jepang. Bagi mereka yang telah tida di Jepang diharuskan untuk melakukan karantina selama tiga hari dan tes negatif virus pada hari terakhir periode itu.

Sementara para pemimpin bisnis, akademisi, dan bahkan anggota parlemen partai yang berkuasa berpendapat bahwa kebijakan Jepang masih terlalu keras dan kerugiannya jauh lebih besar daripada manfaatnya, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan pagu harian secara bertahap untuk memungkinkan hingga puluhan ribu pendatang baru dalam waktu dekat.

Larangan masuk Jepang terhadap orang asing bukan penduduk yang berlaku mulai akhir November hingga akhir Februari. pematasan ini awalnya ditujukan untuk mencegah varian Omicron yang kasusunya sangat tinggi di jepang. Namun kemudian pembatasan itu telah memicu banyak kritik karena dinilai terlalu ketat dan tidak didasarkan pada alasan epidemiologis.

Sejak akhir November, hanya sebagian kecil dari orang asing bukan penduduk yang ingin memasuki Jepang telah diberikan izin masuk sebagai pengecualian. Pelonggaran dilakukan menjelang dimulainya tahun ajaran dan bisnis baru di bulan April.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *