Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Bekerjasama dengan Jepang, PTPN V Dirikan Pembangkit Tenaga Biogas

nstalasi pembangkit tenaga biogas di salah satu pabrik kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara V ( Foto dok.ptpn5.com)

Pembangunan tersebut merupakan bagian dari pemanfaatan energi baru terbarukan melalui limbah cair sawit menjadi tenaga biogas yang dikonversi jadi listrik.

halojapin.com. Bekerjasama dengan perusahaan Jepang, PT Pekebunan Nusantara V membangun pembangkit biogas di provisi Riau. Pembangunan tersebut merupakan bagian dari pemanfaatan energi baru terbarukan melalui limbah cair sawit menjadi tenaga biogas yang dikonversi menjadi listrik.

Menurut Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa pembangunan PTBg cofiring tersebut berlangsung di kawasan pabrik kelapa sawit (PKS) Sei Garo, Kabupaten Kampar, Riau. “Kami sudah menandatangani kesepakatan bersama untuk pembangunan PTBg tersebut bersama Aiken Jepang. Insya Allah tahun ini akan dimulai pembangunannya,” katanya dalam keterangan tertulisnya.

Bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang Aiken Kakoki pembangkit biogas ini kapasitas minimum pengolahan POME sebesar 150 meter kubik per hari. Adapun durasi kerjasama tersebut bersamaan dengan aktivitas riset AIKEN selama dua tahun. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi jembatan untuk menjadikan PTPN V sebagai lokasi penerapan teknologi terbaru dalam pengembangan PTBg.

“Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk terlibat aktif dalam pengembangan EBT menggunakan teknologi ‘Expanded Granular Sludgebeg’ (EGSB) ini. Kami mendapat informasi bahwa penerapan teknologi ini merupakan yang pertama di dunia,” ujarnya.

Teknologi Pembangkit Biogas

EGSB sendiri adalah teknologi pengolahan POME yang memanfaatkan bakteri anaerob granular yang mampu menggerakkan reaktor EGS. Dalam teknologi tersebut, selain memanfaatkan gas metana yang dari limbah sebagai sumber energi, juga menghasilkan dehydrated sludge

“Produk sampingan itu memiliki nilai kalori hingga 5.110 kalori. Nilai itu bahkan lebih tinggi dariada batu bara yang rata-rata berkisar 3.600 sampai 4.200 kalori,” kata Kepala Bagian Perencanaan Sustainability dan Teknologi Informasi PTPN V Ifri Handi Lubis.

Ifri berharap kerjasama dua negara ini dapat berjalan dengan baik, sehingga semangat pemanfaatan energi baru terbarukan pada Holding Perkebunan Nusantara dapat kian maksimal.

Untuk diketahui, saat ini PTPN V menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang memanfaatkan EBT melalui pengolahan POME dengan PTBg. Baru-baru ini, keseriusan PTPN V memaksimalkan EBT berhasi mendapatkan pengahragaan internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023.

PTPN V meraih second runner up untuk kategori Renewable Energi for Cogeneration melalui salah satu pembangkit tenaga biogas terbarunya di Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau dan menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan milik negara yang mendapat penghargaan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *