Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

“Cyberpunk: Peach John” Manga Hasil Artificial Intelligence (AI) Pertama di Jepang

Perangkat Artificial Intelligence (AI ) hanya butuh waktu enam minggu untuk menyelesaikan manga setebal lebih dari 100 halaman

halojapin.com. Sebuah terobosan dilakukan oleh penerbit Shinchosha Jepang dengan menerbitkan manga yang diolah dengan teknologi artificial intelligence (AI). Manga berjudul Cyberpunk: Peach John diluncurkan pada di Kamis (9/3).


Pembuatnya yang bernama Rootport mengaku tidak memiliki bakat menggambar sama sekali. “Saya belum pernah menggambar ilustrasi. Saya benar-benar tidak memiliki bakat menggambar,” katanya. Dengan bantuan perangkat AI yang bernama Midjourney, Rootport memulai karyanya.

Menurutnya AI mampu menggambar manga lebih cepat ketimbang mangaka dengan cara manual. “Ilustrasi berwarna butuh waktu seharian bagi seorang mangaka, tak peduli seberapa cepat orang itu menggambar, alat ini menyelesaikannya dalam hitungan menit. Saya kira ini keunggulan yang sangat jelas,” ujarnya.

Pembuatnya yang bernama Rootport mengaku tidak memiliki bakat menggambar sama sekali. “Saya belum pernah menggambar ilustrasi. Saya benar-benar tidak memiliki bakat menggambar,” katanya.

Kendati menurut Rootport menggambar sebuah manga menggunakan AI tidak akan akan menjadi tren. ” Manga yang digambar tangan akan tetap bertahan. Saya juga berpikir bahwa manga tidak akan selamanya dibuat tanpa bantuan AI,” katanya.


Rootport mengatakan hanya butuh waktu enam minggu untuk menyelesaikan manga setebal lebih dari 100 halaman. Ia adalah seorang penulis yang sebelumnya mengerjakan plot manga, memasukkan kombinasi prompt seperti “rambut merah muda”, “bocah Asia”, dan “jaket stadion” untuk memunculkan gambar tokoh utama manga-nya dalam waktu sekitar satu menit. Dia kemudian menyusun ilustrasi yang dihasilkan AI dalam format manga.


Tidak seperti manga hitam-putih tradisional, manga Rootport terbit full color. Rootport mengatakan, ia merasakan kepuasan ketika instruksinya kepada AI berhasil menciptakan gambar yang selaras dengan apa yang dia bayangkan. “Tapi apakah itu kepuasan yang sama seperti yang Anda rasakan saat menggambar sesuatu dengan tangan dari awal? Mungkin tidak,” ucapnya.


Diterbitkannya manga yang pembuatannya dengan menggunakan AI disambut beragam. Salah satunya adalah Madoka Kobayashi yang juga seorang instruktur menggambar manga. Ia khawatir bahwa AI akan menggunakan ilustrasi orang lain tanpa sepengetahuannya.

“Namun, saya bisa menggunakannya sebagai referensi, mengambil beberapa siluet yang bagus, menambahkan gambar saya sendiri, dan memperbarui desainnya,” ucap Kobayashi seperti dilansir dari laman kompas.com. Kobayashi yang juga mengajar di Akademi Desain Tokyo menyebut cara seperti itu membuatnya seolah memiliki rekan kerja yang baik.

Sekedar informasi perangkat AI Midjourney dikembangkan di Amerika Serikat melejit menjadi populer di seluruh dunia setelah diluncurkan tahun lalu. Perangkat ini sempat menjadi kontroversi dan menerima tuntutan hukum karena dituding mengambil sejumlah besar sumber yang dilindungi hak cipta untuk.


Beberapa anggota parlemen Jepang telah menyuarakan keprihatinan atas hak seniman, dengan semakin masifnya penggunaan AI untuk menghasilkan ilustrasi. Namun, para ahli mengatakan pelanggaran hak cipta tidak mungkin terjadi jika ilustrasi AI dibuat menggunakan perintah (prompt) sederhana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *