Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Investor Jepang Berminat Bangun PLTA di Papua

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Basuki Hadimuljono

halojapin.com. Investor Jepang berminat membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Papua. Diharapkan pembangkit tersebut nantinya mampu memasok listrik ke tambang emas Freeport. Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan. Targetnya proyek bendungan dan PLTA akan memasuki tahap pra kualifikasi pada kuartal IV 2025.


Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jakarta. “Investor dari Jepang, dia sedang melakukan studi kelayakannya dan kami sudah memberikan persetujuan untuk studi kelayakan tersebut,” ujar Basuki.

Pihaknya berharap studi kelayakan tersebut dapat selesai pada tahun ini. Basuki juga mengatakan bahwa Kementerian PUPR membuka peluang bagi investor yang ingin membangun infrastruktur sumber daya air berupa bendungan, namun biasanya mereka lebih tertarik untuk masuk yang ada PLTA-nya di bendungan tersebut.

Namun, Jepang saat ini baru mempelajari potensi untuk masuk ke sana, dan belum membeberkan rencana nilai investasinya. “Itu ada (minat investasi) dari Jepang. (Nilainya?) Belum tahu, dia lagi melakukan FS. Kami sudah kasih persetujuan untuk FS. Tahun ini FS selesai. Mungkin pertengahan tahun ini kita akan proses terus,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, proyek pembangunan PLTA dan bendungan di Papua memiliki nilai investasi Rp18,59 triliun. Proyek tersebut dalam tahap penyiapan dan sedang dilakukan penyusunan studi kelayakan. PLTA yang diperkirakan dapat menghasilkan daya sebesar 639 MW, nantinya dapat menyuplai listrik untuk tambang Freeport.

Sebelumnya, Kementerian PUPR mengoptimalkan pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi daerah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR masih akan tetap memprioritaskan pemanfaatan pembangunan infrastruktur yang sudah dibangun, yaitu melalui operasi, pemeliharaan, optimalisasi, dan rehabilitasi (OPOR).

Infrastruktur memiliki peran dalam pengendalian inflasi, di antaranya menjamin pasokan pangan dan bahan pokok melalui pembangunan bendungan, jaringan irigasi, dan rehabilitasi jaringan irigasi. Kementerian PUPR tengah menyusun studi kelayakan terhadap proyek tersebut. Targetnya, proyek bendungan dan PLTA itu akan memasuki tahap pra kualifikasi pada kuartal IV 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *