Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Kecanggihan Petani Jepang Manfaatkan AI hingga Pemasaran Berbasis Blockchain

Penjualan hasi pertanian di NFT ( Foto : www.value-press.com)

halojapin.com. Terobosan baru dilakukan perusahaan starup Jepang untuk meningkatkan industri pertanian dan kesuksesan petani. Mereka berhasil membuat invasi dengan menggabungkan robot, kecerdasan buatan dan pemasaran berbasis blockchain.


Sebuah perusahan starup bernama Metagri-Labo yang diluncurkan pada Maret 2022 mengembangkan teknologi pertanian dan blockchain untuk meningkatkan pendapatan pertanian sambil merevitalisasi lahan pertanian.

Disebutkan bahwa tahun 2024 proyek ini mampu membuat sistem keuangan terdesentralisasi istilah umum untuk interaksi keuangan peer-to-peer menggunakan kontrak digital. Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek pertamanya yang kolaborasi dengan perkebunan semangka Shimada di Prefektur Kumamoto dengan mengeluarkan 20 NFT “MetagriLabo Suica Collection” untuk edisi terbatas.

Salah satu proyek terbaru, perusahaan starup ini adalah mengeluarkan NFT pertanian serupa untuk petani tomat, anggur, dan padi, dengan penjualan koleksi NFT bertema jeruk untuk mendukung revitalisasi Nakajima, sebuah pulau di lepas pantai Prefektur Ehime.

Sementara itu sebuah perusahaan rintisan dari rintisan Japan Aerospace Exploration Agency yang didirikan pada 2019 yang bernama Tenchijin Inc, berhasil memanfaatkan AI dan data yang dikumpulkan dari satelit berhasil membuat data tentang lahan untuk produksi beras yang optimal.

Salah satu proyek terbaru, perusahaan starup ini adalah mengeluarkan NFT pertanian serupa untuk petani tomat, anggur, dan padi, dengan penjualan koleksi NFT bertema jeruk untuk mendukung revitalisasi Nakajima, sebuah pulau di lepas pantai Prefektur Ehime.

Sistem data besar yang dikenal dengan sebutan Kompas mampu menganalisis data besar untuk mengidentifikasi kondisi ideal dan metode budidaya untuk menanam beras berkualitas lebih tinggi di lingkungan global. Menurut CEO Tcehujin Inc, Tenchijin Yasuhito Sakuraba, teknologi tersebut mampu memperhitungkan segala hal mulai dari faktor lingkungan hingga sosial ekonomi hingga karakteristik penggunaan lahan.

Lain hanya dengan startup Emi Lab yang berbasis di Prefektur Nagano. Saat ini perusahaan tersebut sedang mengembangkan robot penyemprot pestisida berbentuk kubus bergerak sesuai dengan perintah yang telah atur dari jarak jauh. Robot dengan harga per unit sekitar 2 juta yen ($15.600) beroda empat dan dirancang untuk mengangkat beban berat bagi petani tua dan lebih efektif menjangkau bagian bawah tanaman.

Hal ini menunjukkan robot lebih efekti daripada drone udara dan juga dapat dioperasikan dari jarak jauh. Robot ini juga melacak lokasi dengan menggunakan GPS dan bergerak dengan kecepatan berjalan kaki. Didukung oleh baterai yang dapat diisi ulang, robot ini mampu membawa hingga 100 liter larutan kimia. “Kami ingin membuat (robot) menjadi kisah sukses sehingga para petani akan bersemangat menggunakannya,” kata pendiri Emi Lab, Katsuto Arai, 43 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *