Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Profesor Jepang Mengembangkan Dispenser Tampon dari Kardus

Eri Sugita, menunjukkan dispenser kardus hasil pengembangannya. ( Foto dok. Kyodo)

HALO JAPIN. Seorang profesor di Jepang telah mengembangkan dispenser tampon dan pembalut yang terbuat dari kardus. Temuannya ini sangat mudah dirakit dan bermanfaat ketika para perempuan mengalami menstruasi, terutama ketika evakuasi bencana.


Adalah Eri Sugita, seorang profesor studi kerjasama internasional di Universitas Osaka yang menemukan teknologi tepat guna ini. Pembalut dapat digunakan dengan mudah dan dispenser tampon dari kardus yang dapat dengan mudah dipasang di toilet umum.


Pengembangan dispenser dan pembalut kardus ini dilatarbelakangi karena sebagian masyarakat Jepang enggan menerima pembalut dan tampon gratis bantuan pemerintah. Sebelumnya ada beberapa pemerintah daerah di Jepang mulai membagikan pembalut dan tampon gratis setelah pandemi virus corona.


Hal ini dilakukan beberapa daerah karena kesulitan membeli produk untuk menstruasi karena kemiskinan. Produk ini ramah lingkungan tidak memerlukan peralatan atau listrik untuk dipasang atau digunakan dan dapat dibuang sebagai sampah yang dapat didaur ulang.

Di Jepang beberapa perempuan enggan untuk meminta produk karena prosesnya sering melibatkan pegawai negeri yang mendistribusikannya di konter. “Saya ingin memberikan kebebasan kepada perempuan dan membuat produk tersedia di kamar pribadi,” kata Sugita.


Dispenser terdiri dari tiga kotak vertikal masing-masing berisi dua jenis serbet dan tampon. Dispenser menyediakan tampon meskipun sebagian besar wanita menggunakan pembalut di Jepang. Penggunaan tampon umum di beberapa negara bagi perempuan yang mengalami menstruasi.

Sekedar informasi tampon adalah sejenis pembalut wanita berbentuk silinder yang terbuat dari kapas yang lembut. Gunanya sama seperti pembalut biasa, yaitu untuk menyerap aliran darah yang keluar saat sedang menstruasi.

Bedanya dengan pembalut adalah, jika dipasang di permukaan celana dalam untuk menampung darah yang keluar. Sedangkan tampon perlu dimasukkan ke dalam lubang vagina untuk menyumbat sekaligus menyerap darah haid agar tidak keluar.

Seperti diketahui menstruasi merupakan hal tabu dibicarakan baik di tempat kerja maupun sekolah. Ketika seorang wanita membeli produk kebersihan pembalut di toko serba ada, petugas memasukkannya ke dalam kantong kertas yang tidak transparan sehingga orang lain tidak dapat melihatnya.

Saat ini sekitar 140 dispenser tampon bertuliskan “tolong ambil satu ” dalam bahasa Inggris dan Jepang, telah dipasang di toilet di kampus. Dalam survei terhadap produk dispenser tampon kardus ini, mahasiswa bisa menerimanya dan merasa senang. Sebagian mengatakan sangat membantu ketika tiba-tiba mulai menstruasi. ( sumber laman mainichi.jp) ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *