Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Puluhan Orang Ukraina Protes di Stasiun Shibuya Menentang Invasi Rusia ke Ukraina

Warga Ukraina berunjuk rasa di stasiun Shibuya (Foto; dok. www.mainichi.jp.

HALO JAPIN. Invasi Rusia ke Ukraina mendapatkan protes dari berbagai negara. salah satunya adalah Jepang. Bahkan ada 20 orang Ukraina yang menggelar aksi di stasiun Shibuya untuk memprotes aksi ruasia atas negaranya. Para mengunjuk rasa membentangkan plakat dan berharap perang cepat berakhir.


“Perdamaian adalah hal yang paling penting, dan kita harus mengakhiri perang ini secepat mungkin,” katanya seorang insinyur IT berusia 26 tahun seperti dilansir dari laman themainichi,jp. Pria yang telah telah berada di Jepang selama 5 tahun ini menangis ketika mendengar bahwa tentara Rusia telah menyerbu negaranya.

Ia berkisah bahwa dirinya berhasil menghubungi orang tuanya di Ukraina melalui telepon. Ia merasa lega mengetahui bahwa tidak ada ledakan atau tembakan di dekat rumah mereka di Ukraina.

Sementara itu seorang pekerja berusia 33 tahun yang juga ikut unjuk ras mengatakan bahwa ibunya yang bekerja sebagai juru masak sebuah rumah sakit di Ukraina Timur telah mendengarkan ledakan keras saat pagi. Tetapi karena banyak pasien di rumah sakit, ibunya harus pergi bekerja meskipun banyak orang tinggal di rumah karena darurat militer. “Yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa untuk keselamatan keluarga saya,” kata pekerja kantor itu.

Sambil membentangkan plakat bertuliskan “Berhenti Membunuh Rakyat Ukraina” para pengunjuk rasa warga Ukraina itu menyerukan penentangan terhadap perang.

Pemerintah Jepang sendiri mengecam tindakan invasi Rusia ke Ukraina. Dilansir dari laman thejapannews.com menyebutkan bahwa Jepang pada hari Jumat memberi sanksi tambahan terhadap Rusia atas invasi militernya ke Ukraina. Apa yang dilakukan Jepang mengikuti jejak Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris yang lebih dulu memnerikan sangsi tambahanan.

Sanksi yang melibatkan negara-negara G 7 salah satunya adalah kontrol ekspor pada semikonduktor dan produk teknologi tinggi lainnya selain sanksi keuangan terhadap bank-bank besar Rusia.

Pada konferensi pers Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan Tokyo akan bekerja sama dengan G7 dan masyarakat internasional untuk memperkuat sanksi. Sanksi Jepang akan fokus pada pembatasan ekspor semikonduktor dan barang keperluan umum lainnya ke Rusia, pembekuan aset lembaga keuangan Rusia, individu dan organisasi, dan penghentian penerbitan visa. Hingga saat ini perang tersebut telah menewaskan ratusan orang***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *