Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Sumpit Palangkaraya Telah di Ekspor ke Jepang Untuk Bahan Cindermata

Pembuatan sumpit di Palangkaraya yang dikespor ke Jepang. (foto dok. palangkaraya.go.id)

Sudah 12 tahun sumpit Palangkaraya tersebut selalu diekspor Jepang dan paling banyak dijadikan cinderamata

halojapin.com. Sumpit dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah ternyata diminati di Jepang. Bahkan sudah 12 tahun sumpit tersebut selalu diekspor Jepang dan paling banyak dijadikan cinderamata. Sumpit berbahan baku limbah kayu meranti putih secara rutin.


“Sumpit yang kami kirim ini, sekitar 75 persen untuk dijadikan cinderamata (buah tangan) bagi wisatawan, sisanya untuk keperluan alat makan,” Ruth Sri MA menunjukkan sumpit di Sentra Industri Temanggung Tilung, Kota Palangka Raya. Menurutnya meski sempat terkendala dua tahun karena pandemi, namun industri ini bangkit kembali.

Ruth menyebut bahwa perusahaannya bisa mengekspor sumpit ini ratusan kita. “Sebelum pandemi kami perbulan rutin mengirim 340-350 kotak. Namun saat ini, sesuai permintaan, kami mengirim seluruhnya, yang mana Setiap kotak berisi 1.000 pasang sumpit,” katanya.

Adapun tujuan pengiriman sumpit adalah ke salah satu perusahaan di Osaka.”Sumpit yang kami kirim ini, sekitar 75 persen untuk dijadikan cinderamata (buah tangan) bagi wisatawan, sisanya untuk keperluan alat makan,” kata pemilik UD Akselerasi ini.

Sebelum pandemi kami perbulan rutin mengirim 340-350 kotak. Namun saat ini, sesuai permintaan, kami mengirim seluruhnya, yang mana Setiap kotak berisi 1.000 pasang sumpit

Dalam proses produksinya sumpit Palangkaraya ini berbahan baku limbah kayu meranti putih Dibantu 14 karyawannya, eksportir yang menjalankan usaha di Sentra Industri Temanggung Tilung, Kota Palangka Raya ini, setiap hari mampu memproduksi 6.000 pasang sumpit. Pada proses produksi, mulai pemotongan bahan sampai sumpit siap ekspor, melewati tujuh tahapan. Dia pun berharap, industri sumpit yang memanfaatkan limbah kayu ini dapat menembus pasar Eropa. Terutama dengan tujuan, restoran-restoran bernuansa asia, yang saat makan menggunakan sumpit.

Saat ini UD Akselerasi hanya memenuhi permintaan negara Jepang dengan produksi per harinya sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) pasang sumpit. Prosesnya adalah pengambilan bahan bakunya dari sisa tebangan kayu ulin dan meranti putih kemudian dikupas kulitnya lalu dipotong sesuai ukuran sumpit. Pembentukan dengan mesin yang dihaluskan kemudian dimasukkan dalam kemasan. Proses ini juga sudah memenuhi standar kelayakan untuk barang ekspor ke luar negeri.


Di Jepang sumpit ini selanjutnya diolah dengan teknologi khusus untuk melukis motif khas Jepang yang menghasilkan cindera mata atau souvenir cantik untuk para wisatawan yang berkunjung ke Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *