Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Budaya  

Garam Okinawa, Budaya dan Keunikannya

foto ' okinawatravelinfo.com

HALO JAPIN. Garam Okinawa dikenal sebagai salah satu garam yang bisa menghilangkan racun. Proses pembuatannya juga unik dan mempunyai sejarah yang panjang.


Menarik untuk dicatat bahwa garam di Jepang lebih dari sekedar tambahan untuk makanan. Hal ini terkait dengan budaya dan dipercaya mendapatkan keberuntungan. Garam sering digunakan dalam upacara penyucian Shinto. Garam juga digunakan untuk memurnikan cincin sebelum pertandingan gulat sumo.

Produksi garam sendiri di Jepang khususnya di Okinawa mempunyai sejarah yang panjang. Untuk garam komersial di Okinawa dimulai Naha, Prefektur Okinawa tahun 1694. Dalam buku panduan abad ke-19 tentang terapi diet, seorang dokter istana Ryukyuan bernama Tokashiki Pechin Tsukan mengklaim garam di Okinawa yang dikenal sebagai “māsu” bisa menghilangkan racun, memurnikan energi qi, dan menghalau penyakit paru-paru.

Dalam buku tersebut Tsukan merekomendasikan agar orang-orang tak menggosok gigi dan membilas mata dengan larutan garam. Oleh karena itu, demi mengurangi beberapa manfaat nutrisinya, [ara pembuat garam di Okinawa menghasilkan produk yang dikemas dengan mineral seperti zat besi, tembaga, zinc dan magnesium. Sedangkan Kalium, mineral lain dengan tingkat natrium nitrat yang lebih rendah juga ditambahkan untuk membantu mengurangi tekanan darah.


Dilansir dari laman antaranews.com bahwa proses pembuatan garam Okinawa bisa dilihat di sebuah pabrik garam bernama Takaesu Seienjo. Di sini pengunjung dapat menyaksikan secara langsung teknik atomisasi air asin, proses yang menghasilkan penguapan yang cepat dan membantu melestarikan semua kandungan mineral air asinnya.

Pabrik ni memproduksi garam dengan menggunakan metode yang dikenal sebagai metode ladang garam yang mengalir. Caranya adalah dengan menggunakan pemompaan air asin dari laut terdekat, kemudian meneteskannya di atas cabang-cabang bambu terbalik yang tergantung pada bingkai besar.
Metode ini membantu menghilangkan deposit kalsium yang tidak diinginkan. Air kemudian mengalir melalui fondasi batu bata, di mana air disirkulasikan kembali melalui proses yang menggunakan matahari dan angin, menguapkan air dan meninggalkan kristal garam di cabang-cabang bambu.


Partikel garam dikumpulkan dalam panci besar, direbus, kemudian ditempatkan ke dalam stoples keramik besar. Nigari, konsentrat air garam yang dikumpulkan selama proses perebusan, ditambahkan dan larutan kemudian dibiarkan kering.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *