Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Aplikasi Smartphone yang Mampu Membaca Huruf Kursif Jepang

foto dok. manaichi.jp.

halojapin.com. Sebuah aplikasi smartphone yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Jepang mampu menguraikan dokumen naskah. Aplikasi tersebut konon dapat menguraikan karakter kursif ( huruf sambung) yang disebut kuzushiji dalam bahasa Jepang


Dengan aplikasi ini dimungkinkan akan dengan mudah membaca dokumentasi kuno yang jumlahnya mencapai miliaran dokumen di Jepang. Rencananya pihak pengembang Toppn.Inc. dijadwalkan akan melakukan uji coba bulan depan.

Aplikasi ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) khusus yang telah menghafal dokumen kuno yang diuraikan.

Menurut pengembangnya aplikasi memungkinkan untuk membaca dokumen kuno yang ditinggalkan oleh orang-orang dengan status apa pun saat itu. Selain itu dokumen sejarah, budaya, ekonomi, serta pencegahan bencana seperti gempa bumi dan tsunami yang ada pada naskah kuno. Di Jepang tercatat sedikit sekali yang bisa membaca huruf berkarakter kursif membaca dengan benar. Jumlahnya sangat kecil yaitu sekitar 0,1% orang.

Aplikasi ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) khusus yang telah menghafal dokumen kuno yang diuraikan. Ini menganalisis karakter kursif yang ditangkap oleh kamera smartphone, mengubahnya menjadi karakter cetak, dan kemudian menampilkannya di layar. Untuk dokumen dari zaman Edo, akurasi penguraiannya dikatakan sekitar 90%.


Aplikasi ini beroperasi sebagai layanan bayar sesuai penggunaan, tetapi beberapa fungsi dapat digunakan secara gratis. Versi resmi dijadwalkan akan dirilis pada bulan Maret.

Dilansir dari laman manaichi.jp. pihak Toppan Inc. telah meneliti teknologi penguraian sejak 2015. Dalam pengembangannya aplikasi bekerja sama dengan museum sejarah kota Kyoto, yayasan Mitsui Bunko yang berbasis di Tokyo dan badan lainnya.

“Masih ada tantangan dalam hal akurasi dalam mengartikan teks,” kata Hiroshi Matsunaka, seorang peneliti sejarah di museum Kyoto yang bekerja sama dalam percobaan verifikasi aplikasi tersebut. Dia berharap aplikasi ini akan menjadi katalis untuk penemuan “material” yang terkubur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *