halojapin.com. Ribuan orang Jepang tiap tahunnya berkunjung ke masjid Tokyo. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa-mahasiswa non muslim yang ingin mengenal lebih dekat tentang Islam. Diantara mereka yang datang adalah mahasiswa dari seperti universitas bergengsi seperti Waseda, Keio dan Meiji.
Masjid Tokyo mencatat gelombang pengunjung yang naik secara signifikan. Ada ratusan orang mengunjungi masjid tanpa membuat janji pada hari kerja. Jumlahnya kemudian melonjak hingga lebih dari seribu pada akhir pekan apalagi kalau ada jadwal kegiatan. Menurut imam masjid Tokyo, Kurra Hafız Muhammet Rıfat Cinar, pihaknya menggunakan kesempatan untuk memperkenalkan pengunjung Jepang tentang peradaban Islam.
Mengutip laman Daily Sabah, Kamis (5/10) semakin banyak mahasiswa magister dan doktoral yang meneliti topik-topik Islam. Hal ini membuat para mahasiswa meminta janji bertemu. Selain melakukan kunjungan langsung, banyak mahasiswa juga melakukan wawancara jarak jauh dan tatap muka mengenai topik-topik keislaman seperti zakat, persaudaraan, dan perceraian.
Secara total, Cinar memperkirakan sekitar 50 ribu pengunjung, baik dengan atau tanpa janji tiap tahunnya. Di antara pengunjung tersebut terdapat seorang penyiar televisi Jepang, Hashimoto, yang memilih untuk membawa tim syutingnya ke Masjid Tokyo. Shooting itu adalah bagian untuk memperkenalkan peradaban Islam kepada masyarakat Jepang. Dia mengenakan jilbab saat syuting di dalam masjid dan mengungkapkan minatnya untuk mempelajari seluk-beluk ajaran Islam. Hasil liputannya itu akan disiarkan di program televisi nasional.
Sedangkan Naito, seorang mahasiswa ekonomi, mengungkapkan keingintahuannya terhadap Alquran asli. Untuk itu ia berkunjung ke masjid Tokyo yang memungkinkan ia mendalaminya. Sementara itu Jouman, seorang pegawai Kota Shibuya berkisah telah mengunjungi masjid tersebut sebanyak empat kali. Dia memuji arsitektur masjid yang indah dan menceritakan bahwa, ketika cuaca memungkinkan, dia menikmati duduk di halaman masjid, mendengarkan musik. Seorang Indonesia bernama Diah mengungkapkan kebahagiaannya menyaksikan pertukaran budaya dan minat terhadap Islam di kalangan masyarakat Jepang.