Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Ilmuwan Jepang Kembangkan Daging Nabati Berbahan Bekatul

Foto : Masanori Watanabe/japannews.yomiuri.co.jp/

halojapin.com. Sebuah inovasi dilakukan seorang profesor dari Universitas Yamagata Jepang dalam bidang inovasi makanan. Adalah Prof. Masanori Watanabe dan produsen mesin penggilingan padi Satake Corp. telah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memproduksi pengganti daging dengan menggunakan protein yang diekstraksi dari bekatul padi menjadi makanan yang mengandung protein tinggi.

Diharapkan dengan adanya inovasi makanan ini dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani di masa mendatang. Dedak padi yang dihilangkan lemaknya yang digunakan dalam proyek Prof. Watanabe adalah residu yang tersisa saat minyak beras diekstraksi dari dedak padi. Selain itu pengganti daging tersebut juga berbahan kacang kedelai dan bahan nabati lainnya, yang diproses menyerupai daging asli.

Disebutkan inovasi makanan ini mendekati daging asli dalam penampilan dan kelembutan, serta aroma dan rasa dapat disesuaikan selama proses produksi. Bahan-bahannya asli Jepang dan tidak dimodifikasi secara genetik. Hal inilah yang membuat produk daging ini aman untuk dimakan.

Salah satu keunggulan adalah kelembutan daging nabati dapat diatur dengan mudah sehingga lansia yang nafsu makannya berkurang akan mudah untuk dimakan. “Ini akan membantu mencegah hilangnya massa otot dan memperpanjang harapan hidup sehat masyarakat,” Watanabe seperti dilansir laman japannews.yomiuri.co.jp

Diperkirakan pengganti daging semacam itu dapat menyediakan sumber protein untuk membantu mencegah krisis pangan yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi global, dan mereka sudah menarik perhatian sebagai bahan makanan yang sadar kesehatan.


Bekatul selain sebagai pakan ternak dan sering dibuang. Prof Watanabe, yang berspesialisasi dalam rekayasa biofungsi dan bioproses, mengembangkan teknologi untuk mengekstraksi protein yang sangat terkonsentrasi dan bergizi dari bekatul yang dihilangkan lemaknya ini, dan memperoleh hak patennya pada tahun 2015.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *