Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Ilmuwan Jepang Sedang Meneliti Mikroplastik dan Efeknya bagi Kehidupan

Partikel mikroplastik yang ditemukan di udara dengan diameter 0,013 milimeter ( Foto dok. laman japannews.yomiuri.co.jp)

HALO JAPIN. Mikroplastik di udara sedang dipelajari oleh para ilmuwan Jepang. Saat ini plastik menjadi masalah lingkungan yang serius saat ini. Untuk para peneliti telah mulai memantau udara di Jepang. Bahkan mereka berencana untuk melakukan pengamatan di Asia Tenggara pada awal musim panas ini.

Dengan dukungan dana dari Universitas Waseda, Universitas Hiroshima dan Institut Penelitian Meteorologi Badan Meteorologi Jepang, para peneliti akan mempelajari efek negatif mikroplastik pada tubuh manusia untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Saat ini mikroplastik telah ditemukan di lautan dan sungai di seluruh dunia dan ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekosistem. Sebuah survei 2019 oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Universitas Waseda Prof Hiroshi Okochi menemukan 5,2 mikroplastik per meter kubik di atmosfer di daerah Shinjuku Tokyo. Penemuan itu memperlihatkan sebagian besar mikroplastik berukuran 0,03 milimeter atau lebih kecil, terutama partikel polietilen tereftalat (PET), yang digunakan dalam produksi wadah plastik.

Dalam survei terbaru para peneliti telah memasang perangkat yang mengumpulkan mikroplastik di udara di lebih dari 10 lokasi, termasuk Tokyo, Osaka, Hokkaido dan Gunung Fuji. Studi awal menemukan daerah perkotaan cenderung memiliki lebih banyak mikroplastik di udara. Sejumlah kecil juga ditemukan di dekat puncak Gunung Fuji. Para peneliti berencana untuk memasang perangkat di beberapa lokasi lagi, termasuk di negara-negara seperti Indonesia dan Vietnam.

Eksperimen tentang efek mikroplastik pada makhluk hidup dilakukan oleh Universitas Hiroshima. Tujuan untuk mempelajari efek negatif pada makhluk hidup ketika mikroplastik dikonsumsi. “Kami ingin mempromosikan pengamatan domestik dan internasional dan memanfaatkannya untuk merancang langkah-langkah melawan penyebaran mikroplastik,” kata Okochi, seorang profesor kimia lingkungan.

Seorang ilmuwan dari Universitas Kyushu, Prof. Atsuhiko Isobe, yang sudah berpengalaman dalam mikroplastik, menganggap pengamatan ini penting karena masih sedikit survei tentang mikroplastik di udara. “Pengumpulan berbagai data akan membantu kita memahami bagaimana mikroplastik bergerak di atmosfer,” kata pakar fisika kelautan itu.

Sekedar informasi mikroplastik adalah partikel plastik atau fiber dengan ukuran < 5 mm. Tipe mikroplastik ini ada 2, yakni primer dan sekunder. Mikroplastik primer diproduksi dalam ukuran yang sangat kecil, contohnya Polyethylene microbeads yang banyak terdapat pada produk kecantikan. Sedangkan mikroplastik sekunder berasal dari degradasi plastik sekali pakai yang berukuran lebih besar. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *