Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Ireicho Buku Tentang Daftar Ribuan Orang Jepang-Amerika Yang Dipenjara

halojapin.com. Sebuah buku berjudul Ireicho memuat daftar lengkap pasukan orang Jepang dan Amerika yang dipenjara di AS selama Perang Pasifik. Buku ini mempunyai tebal 1.200 halaman yang memuat data lengkap 125.284 orang pada masa perang tersebut.


Menurut Prof. Duncan Williams dari University of Southern California yang juga ketua penyusunan buku tersebut penahanan orang Jepang-Amerika bukan hanya peristiwa numerik semata tetapi juga lebih dari 120.000 orang yang ditahan benar-benar ada.


Bersama timnya yang berjumlah 12 orang, Williams bekerja untuk mengumpulkan nama-nama orang yang dikurung di 10 kamp penahanan di daratan AS, serta fasilitas milik Departemen Kehakiman AS dan militer, di antara organisasi lainnya. Total ada total 75 lokasi yang menjadi basis data dalam buku tersebut. Proyek ini dimulai pada pertengahan 2019 dan membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk menyelesaikannya.


Tim menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa silang nama-nama tahanan karena daftar tersebut disiapkan oleh orang Amerika yang tidak terbiasa dengan nama Jepang. Tim juga berulang kali memeriksa nama-nama tersebut dengan akta kelahiran, catatan sensus, dan dokumen lama lainnya.


“Ireicho” dapat dilihat di Museum Nasional Amerika Jepang di Los Angeles. Nama-nama yang tercantum dalam buku dapat dilihat oleh tahanan dan anggota keluarga yang diizinkan untuk memastikan bahwa rincian tersebut benar dengan mencap daftar yang bersangkutan dengan segel biru khusus. Mereka juga dapat memperbaiki kesalahan atau kelalaian. Sistem ini bertujuan untuk memperbarui catatan sejarah.

Dalam sejarahnya bulan Februari 1942, setelah pecahnya perang antara Amerika Serikat dan Jepang, Presiden AS Franklin Roosevelt menandatangani perintah eksekutif yang mengizinkan pemindahan paksa orang Jepang-Amerika dari daerah-daerah tertentu.


Orang Jepang-Amerika yang tinggal di Amerika Serikat, terutama di Pantai Barat dan di Hawaii, secara paksa dipindahkan ke kamp-kamp penahanan di daerah-daerah yang tidak berpenghuni. Akibatnya banyak yang kehilangan pekerjaan dan harta benda. Langkah itu didorong oleh prasangka dan diskriminasi terhadap orang Jepang-Amerika. Pada tahun 1988, pemerintah AS secara resmi meminta maaf dan mengumumkan pembayaran kompensasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *