HALO JAPIN. Jepang dan Amerika Serikat berencana berkolaborasi untuk mewujudkan pendaratan di bulan dan mengeksplorasi ra. Kesepakatan ini menurut sebuah sumber akan menjadi bagian dari proyek Artemis yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Menurut rencana pengumuman proyek bersama ini akan dilakukan ketika Presiden Amerika Serikat Joe Biden berkunjung ke Jepang dan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Dalam dokumen yang akan dirilis setelah pertemuan para pemimpin pada hari Senin, juga akan mencakup rencana pada tahun 2023 tentang perluasan kerja sama bilateral dalam eksplorasi ruang angkasa selama beberapa dekade mendatang.
Proyek Artemis, sebuah upaya internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang bertujuan untuk memajukan eksplorasi bulan dan akhirnya mengirim astronot dalam misi ke Mars. Proyek ekspolorasi ruang angkasa ini diusulkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS, adalah penerus program Apollo yang mengirim 12 astronot ke Bulan dari tahun 1969 hingga 1972.
Disebutkan bahwa dalam proyek ini akan melibatkan pesawat ruang angkasa kecil, Gateway, yang mengorbit Bulan. Selain itu juga merencanakan pembangunan fasilitas perumahan dan pembangkit listrik serta penjelajah ruang angkasa di permukaan bulan.
Pemerintah Jepang sendiri telah mengumumkan pada Oktober 2019 bahwa negara itu bergabung dengan proyek tersebut. Bahkan kedua negara berusaha menjadi negara mendaratkan astronot di Bulan. Dalam kesepakatan itu pihak Jepang berencana untuk mengangkut pasokan menggunakan kapal pasokan tak berawak.
“Kami bertujuan untuk mewujudkan pendaratan bulan oleh astronot Jepang pada paruh kedua tahun 2020-an,” kata Kishida pada pertemuan pemerintah tentang strategi pengembangan luar angkasa Desember lalu.
Saat ini pihak Amerika Serikat telah mengintensifkan persaingannya dengan China dan Rusia terkait antariksa dan teknologi tinggi serta eksplorasi ruang angkasa. Hal ini menjadi semakin penting selain di bidang ekonomi dan militer. Sementara Jepang membangun fasilitas Menara X-Nihonbashi yang dibuka pada tahun 2020. Fasilitas ruang angkasa ini sebagai pusat proyek yang melibatkan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, bisnis terkait ruang angkasa, dan sektor akademik dan lainnya.***