Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Sebuah Laporan Menyebutkan Sepertiga Perempuan Jepang Berusia 18 Tidak Akan Punya Anak

Angka kelahiran bayi di Jepang alami penurunan ( Foto dok PxHere.com)

Menurut penelitian ada 33,4 persen perempuan yang lahir pada 2005 tidak akan memiliki anak.

halojapin.com. Sebuah laporan menunjukkan bahwa sepertiga perempuan di Jepang yang saat ini berusia 18 tahun kemungkinan tidak akan pernah memiliki anak. Menurut penelitian ada 33,4 persen perempuan yang lahir pada 2005 tidak akan memiliki anak.

Adalah Lembaga pemerintah bernama Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional (IPSS) yang mengeluarkan angka tersebut pada Rabu (30/8). Perkiraan persentase tersebut mempertimbangkan berbagai faktor seperti usia menikah dalam memperkirakan tingkat kesuburan.

Menurut Miho Iwasawa, Direktur Penelitian Dinamika Populasi IPSS, banyak orang jepang yang terlambat menikah. Hal ini berdampak angka kelahiran turun. Pada 2020, perempuan menikah pertama kali pada usia rata-rata 29,4 tahun atau 3,9 tahun. Angka ini menunjukkan lebih lambat jika dari angka yang ada pada tahun 1985. “Menikah di usia akhir 30-an sering kali hanya menghasilkan satu anak,” kata Iwasawa

Lingkaran Setan

Tren penurunan tersebut dapat menyebabkan lingkaran setan, yaitu semakin sedikit anak yang lahir, kata Takuya Hoshino, ekonom senior di Dai-ichi Life Research Institute. Hoshino mengatakan karena keluarga saat ini memiliki lebih sedikit anak maka mereka biasanya mampu membelanjakan lebih banyak uang untuk setiap anak .

Kondisi ini meningkatkan rata-rata biaya membesarkan anak bagi masyarakat luas sehingga membuat sebagian orang enggan memiliki anak, katanya. Belum lagi, biaya kuliah di universitas swasta melonjak lima kali lipat pada 1975 hingga 2021, dan 19 kali lipat di universitas negeri.

Populasi Jepang yang berjumlah 126,15 juta jiwa pada 2020 akan turun menjadi 87 juta jiwa pada 2070, kata IPSS. Pada Juni lalu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji akan mengatasi krisis populasi di negaranya. Ia kemudian mengambil langkah-langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, termasuk pemberian insentif yang lebih besar untuk keluarga dengan tiga anak atau lebih.

Namun, jajak pendapat Kyodo News yang diterbitkan tidak lama setelah itu menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga masyarakat tidak begitu yakin kebijakan tersebut akan efektif. Seperti diketahui jumlah anak di Jepang menurun selama lebih dari empat dekade. Penyebabnya adalah kurangnya keinginan untuk menikah dan menjadi orang tua serta kekhawatiran finansial yang meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *