HALO JAPIN. Buah mangga Indonesia menarik perhatian ilmuwan Universitas Osaka Jepang. Terbukti mereka melakukan kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan riset karakteristik mangga di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengurangi kehilangan hasil pertanian dari buah buahan yang ada di wilayat tropis.
Perihal kerja sama penelitian dengan Universitas Osaka akan terus dikembangkan untuk menekan kehilangan produk pertanian maupun meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Rencananya, pengembangan kerja sama penelitian dengan Universitas Osaka, tidak hanya dilakukan dengan Pusat Riset Agroindustri, tetapi juga dengan pusat riset lainnya, seperti Pusat Riset Teknologi Tepat Guna, Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Pusat Riset Tanaman Pangan, dan Pusat Riset Peternakan.
Menurut Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN, Mulyana Hadipernata, kerjasama penelitian ini terfokus pada aspek profil metabolik maupun sensori buah mangga. Ia menambahkan bahwa profil dan karakteristik buah merupakan data dasar perkembangan budi daya buah di Indonesia. Dari data tang diperoleh berguna untuk perkembangan industri buah mangga di masa depan.
“Dengan mengetahui profil produk, misalnya buah yang memiliki umur simpan yang lama atau umur simpan yang pendek, kita dapat menciptakan teknik dan metode penanganan pascapanen dan pengolahan pascapanen,” ujar Mulyana.
Selanjutnya Mulyana menyebutkan bahwa buah-buahan tropis sangat mudah rusak. Dari data yang diperoleh 33 persen dari hasil panen tidak pernah dikonsumsi. Hal ini disebabkan buah-buahan tropis secara alami memiliki umur simpan yang pendek, sehingga menyebabkan kerugian secara ekonomi.
Untuk menurut Mulyana diperlukan strategi penelitian buah-buahan tropis, mulai dari tahapan produksi, penanganan pascapanen, pengolahan, dan pengemasan untuk meningkatkan nilai tambah maupun mempertahankan kualitas buah-buahan dalam jangka waktu yang panjang.
Mulyana menuturkan kehilangan hasil dari buah-buahan tropis dapat ditangani dengan penerapan teknologi penanganan segar maupun pascapanen. Salah satu teknologi penanganan pascapanen yang dihasilkan Pusat Riset Agroindustri adalah teknologi larutan pelapis (coating) dari produk turunan kelapa sawit untuk memperpanjang umur simpan buah-buahan.
“Aplikasi coating ini dapat memperpanjang umur simpan buah dua hingga empat kali lipat dibandingkan buah tanpa coating, sehingga kehilangan buah dapat ditekan seminimal mungkin dan memberikan keuntungan ekonomi untuk pelaku usaha buah-buahan,” ujarnya. (sumber: antaranews.com)